Hari Dokter Nasional ditetapkan pada tanggal 24 Oktober 1950, juga diperingati sebagai hari disahkannya Ikatan Dokter Nasional atau biasa dikenal dengan IDI. Lebih tepatnya lagi kita menyebut ini adalah hari lahirnya organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia yang ke-66 tahun. IDI membawahi semua dokter yang beroperasi di Indonesia dan juga menjadi rekan pemerintah dalam penentuan berbagai kebijakan mengenai kesehatan nasional.
Menjadi seorang dokter adalah sebuah panggilan untuk membantu dan menolong orang sakit yang membutuhkan. Tugas seorang dokter tidak hanya bertindak sebagai seorang medis, tetapi lebih dari itu. Seorang dokter juga mempunyai tugas untuk mengabdi kepada masyarakat dan turut serta dalam pembangunan bangsa. Tidak harus menjadi seorang dr. Arie Umboh, Sp. M yang rela berkeliling pedalaman Kalimantan untuk memberikan pelayanan katarak secara dini, tapi cukup menjadikan diri sebagai seorang yang benar-benar dokter, tidak mengejar materi dan bersama masyarakat mengabdi untuk membangun bangsa, maka dokter menjadi bagian dari pembangunan bangsa dan sebagai bentuk dari pengabdian kepada masyarakat itu sendiri.
Pada dasarnya dokter itu seorang intelektual; yang dalam mengamalkan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat. Untuk pengamalan profesi itu sendiri, ia dibekali nilai-nilai profesi yang menjadi kompas dalam segala bidikannya. Nilai-nilai tersebut antara lain kemanusiaan (humanism), etika (ethics), dan kompetensi (competence). Karena itu, seorang dokter, di mana pun ia ditempatkan sudah seharusnya memerankan diri sebagai intelektual profesional.
Profesi dokter yang dalam menjalankan keprofesiannya pun, seyogianya tidak terpengaruh oleh pertimbangan suku, agama, status sosial, jenis kelamin, pilihan politik, serta kepentingan pribadi dan kelompok. Oleh karena itu Hari Dokter Nasional juga diharapkan dapat menjadi refleksi bagi seluruh dokter Indonesia agar terus mengembangkan ilmunya di bidang medis dan bersikap etis dan professional dengan memprioritaskan keselamatan pasien dan tidak mengutamakan materi, serta marilah memberikan penghargaan kepada para dokter yang sudah menolong kita sejak kita kecil ketika hanya membutuhkan imunisasi hingga dewasa seperti sekarang dengan keluhan yang beragam. Tidak perlu merendahkan profesi dokter, karena sejak dulu dokter sudah dipandang sebagai profesi yang mulia. Tidak perlu berlebihan menghargai diri sebagai seorang dokter, karena harga diri seorang dokter akan muncul ketika kita sendiri menjadi dokter sebagai seorang yang benar-benar dokter. Selamat Hari Dokter Nasional, sejawatku.
VAS
Post a Comment