![]() |
All we Need is Love. Seluruh kakak asuh bersama panitia Buddy Program. |
Apakah SOCA itu
mudah? Apakah kita harus takut dengan SOCA? Apakah SOCA mudah dilewati?
Mari kita bertanya
kepada Kakak Asuh Buddy Program, tentang
pengalaman mereka menghadapi SOCA.
Kak, mengapa kita
tak perlu takut dengan SOCA?
Mengapa tak perlu
takut? Menurut Kak Regita, SOCA itu bukan sesuatu yang menyeramkan. “Karena
SOCA bukanlah sesuatu yg harus ditakuti; tetapi harus dihadapi”, kata Kak Regita.
“Jangan takut.
Karena SOCA hanya salah satu ujian diantara ujian lainnya. Kalau sudah belajar
jangan takut. Memang kita ga bakal pernah siap 100%, 100% itu hanya untuk Yang
Kuasa”, Kak Devi berujar sambil mengembangkan senyum.
Kak Faustine juga
menambahkan keuntungan adanya SOCA. “Ujian ini merupakan evaluasi bagi
mahasiswa di akhir semester, karena SOCA dapat membuat kita sadar seberapa
dalam kita menguasai materi tersebut dan juga sebagai parameter sistem belajar
kita selama ini”.
Lagi pula, model
ujian saat kita mencapai tahap Dokter Muda juga sama dengan model ujian SOCA,
ini menjadi latihan yang bagus. Menurut Kak Safira, “Rasa takut itu perlu ada
sedikit, agar kita tdk menggampangkan SOCA. Selain itu, kita memerlukan SOCA
untuk latihan. Saat DM nanti kita akan case
presentation. Dgn SOCA ini kita mulai belajar dan beradaptasi”.
![]() |
Dari kiri : Kak Rey, Kak Yulia, Kak Devi, Kak Mey, Kak Regita, Kak Safira, Kak Fautine, Kak Bea, Kak Audrey, dan Kak Albert. |
Menurut Kak Albert,
memang akan ada beberapa hambatan yang datang menyertai SOCA.
“SOCA walaupun bisa
juga belum tentu nilai kalian baik, karena SOCA ada faktor subjektifitas dari
dosen penguji. Ingat “ada”, bukan berarti subjektifitas akan menentukan
segalanya. Tapi ya itulah kehidupan mahasiswa kedokteran, kita nanti juga akan
banyak dinilai secara subjektif baik di preklnik maupun di klinik”.
Menurut Kak Susilo
ini saat yang tepat untuk meningkatkan nilai-nilai yang mungkin kita
tergelincir saat mengerjakan soal ujian teori.
“SOCA banyak
membantu nilai-nilai saya. Tapi kita semua harus hati-hati, SOCA juga bisa
membuat nilai kita malah semakin turun”.
Kakak Asuh mendapatkan pengarahan dari Dekan FK-UKWMS. |
Kak, apa yang pelru
kita persiapkan sebelum “dating” bersama SOCA?
Kakak Buddy membagi
beberapa tips nih :
1. Persiapkan materi.
Belajar
adalah hal mutlak dan nomor satu. Menguasai standar kompetensi dari setiap blok
juga harus dilakukan. Buat jawaban kalian sendiri sehingga mudah dimengerti.
Tapi tidak sampai di situ. Materi kedokteran itu sangat-sangatlah luas. Tidak
ada kata berhenti dan mengetahui semuanya, menurut Kak Regita, “Semakin banyak
yang kita tahu, semakin kita sadar bahwa kita sebenarnya tidak tahu apa-apa”. Kak
Bea juga menambahkan, “Jangan cuma belajar dari materi PBL, materi blok juga
harus dimengerti, konsep dan dasar pemikirannya”.
2. Membuat rangkuman
Rangkuman
dari setiap materi akan mengarahkan pola pikir kita agar tidak bias.
Jika
terlalu berat mengerjakan sendiri, kita harus ingat, kita punya teman. Kata Kak
Yulia, “Dengan belajar kelompok aku lebih mudah memahami materi2 ujian yang
ada. Bagi tugas aja sama temen. Misal aku rangkum blok 3.1 temenku 3.2 nanti
kalo uda masing2 saling menjelaskan”.
3. Belajar kelompok.
Jika
sudah selesai membuat rangkuman, segera buat janjian untuk belajar bersama.
Begini
kata Kak Albert,
“Coba
berpikir ‘out of the box’ untuk
memperkirakan kira2 dosen akan bertanya ke arah mana. Terkadang dosen juga akan
bertanya lebih dari itu untuk menambah nilai kita. Dalam rangka berpikir ‘out of the box’ tadi, kita bisa
berdikusi dengan teman kalian & mengkira-kira mengenai apa yang akan
ditanyakan, juga bisa menanyakan ke kakak kelas, dulu mendapatkan pertanyaan
seperti apa”.
4. Sopan santun.
Saat
masuk ruang ujian, kita langsung dinilai oleh penguji. Seberapa sopan kita,
seberapa rapi kita, bagaimana cara kita menyapa, bagaimana cara kita kita
bertindak. Materi yang kita presentasikan akan menjadi begitu manis jika
dihiasi dengan tingkah laku yang sopan. Senyuman yang ramah tidak boleh
ketinggalan yah. J
Kata
Kak Susilo, dengan menarik nafas dalam, menutup mata, tenangkan pikiran menjadi
ritual sebelum memasuki ruang ujian. “Dengan begitu saya menjadi tenang dan
materi yang saya pelajari akan terpanggil dan siap membantu mulut mengeluarkan
kata-kata yang tepat. Tak perlu kita bingung dan galau dengan siapa pun
pengujinya, apapun materinya”.
6. Berdoa.
Terakhir
tapi bukan pilihan terakhir, BERDOA. Mintalah izin kepada-Nya agar semua yang
kita kerjakan akan berjalan lancar dan mendapatkan hasil seperti yang Dia
kehendaki. Kak Mey juga menambahkan, “Berdoalah, berdoa. Minta doa dari orang
tua, belajar, berusaha yang terbaik, apapun hasilnya adalah hasil baik dan
buruk pasti ada hikmah yang disiapkan untuk kita semua”.
Sekian
LPM-FK suPERStar
#FKMenulis
#FKMembaca
Post a Comment